Konsep Referensi TCP/IP
- Jelaskan apa itu TCP/IP
Pengertian TCP  IP adalah protokol komunikasi untuk komunikasi antara
 komputer di Internet. TCP  IP singkatan Transmission  Control Protocol 
/ Internet Protocol.
TCP  IP mendefinisikan bagaimana perangkat elektronik (seperti
 komputer) harus terhubung ke jaringan Internet, dan bagaimana data 
harus ditransmisikan antara mereka. Dalam proses pengiriman data ini terdapat beberapa masalah yang harus
 dipecahkan. Pertama, data harus dapat dikirimkan ke komputer yang 
tepat, sesuai tujuannya, dan data harus dalam keadaan utuh tanpa 
kerusakan (terjadinya kerusakan data dapat terjadi jika ada interferensi
 sinyal dari luar atau komputer tujuan berada jauh secara jaringan).
Karenanya perlu ada mekanisme yang mencegah rusaknya data ini, dan 
dibuatlah beberapa aturan yang saling bekerja sama satu sama lainnya. 
Sekumpulan aturan untuk mengatur proses pengiriman data ini disebut 
sebagai protokol komunikasi data. Protokol ini diimplementasikan dalam 
bentuk program komputer (software) yang terdapat pada komputer dan 
peralatan komunikasi lainnya. TCP IP adalah sekumpulan protokol yang 
didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data tersebut.
Di dalam standar TCP  IP ada beberapa protokol untuk menangani komunikasi data:
- TCP (Transmission Control Protocol) komunikasi antara aplikasi
 
- UDP (User Datagram Protocol) komunikasi sederhana antara aplikasi
 
- IP (Internet Protocol) komunikasi antar komputer
 
- ICMP (Internet Control Message Protocol) untuk kesalahan dan statistik
 
- DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) untuk pengalamatan dinamis
 
Pada dasarnya komunikasi data merupakan proses pengiriman data pada 
jaringan komputer, maksudnnya data dikirim dari satu komputer ke 
komputer yang lain. Untuk dapat mengirimkan data, pada komputer harus 
ditambahkan alat khusus, yang dikenal sebagai network interface 
(interface jaringan).  Jenis interface jaringan ini bermacam-macam, 
bergantung pada media fisik yang digunakan untuk mentransfer data 
tersebut.
- Jelaskan beda konsep TCP/IP dengan konsep OSI
Perbedaan OSI Layer dengan TCP/IP Layer
- OSI layer memiliki 7 buah layer, dan TCP/IP hanya memiliki 4 Layer
 
- 3 Layer teratas pada OSI layer, yaitu application, presentation, dan
 session direpresentasikan kedalam 1 lapisan Layer TCP/IP, yaitu layer 
application.
 
- Layer Network pada OSI Layer direpresentasikan sebagai Layer Internet pada TCP/IP Layer, namun fungsi keduanya masih tetap sama.
 
- Layer Network Access pada TCP/IP menggabungkan fungsi dari Layer 
DataLink dan Physical pada OSI Layer, dengan kata lain, Layer Network 
Acces merupakan representasi dari kedua layer paling bawah dari OSI 
Layer, yaitu DataLink dan Physical.
 
Persamaan antara model OSI dan TCP/IP antara lain :
- Keduanya memiliki layer (lapisan).
 
- Sama – sama memiliki Application layer meskipun memiliki layanan yang berbeda.
 
- Memiliki transport dan network layer yang sama.
 
- Asumsi dasar keduanya adalah menggunakan teknologi packet switching.
 
- Dua-duanya punya transport dan network layer yang bisa diperbandingkan.
 
- Dua-duanya menggunakan teknologi packet-switching, bukan 
circuit-switching ( Teknologi Circuit-Switching digunakan pada analog 
telephone).
 
- TCP/IP layer merupakan “Protocol Spesific”, sedangkan OSI Layer adalah “Protocol Independen”
 
- Jelaskan Lapisan-lapisannya dan Sebut Perangkat Tiap Layer
Cara kerja layer TCP IP
Sekumpulan protokol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat layer TCP IP, Layer TCP IP terdiri atas empat lapis kumpulan protokol yang bertingkat. Keempat layer TCP IP tersebut adalah:
- Network Interface Layer, bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik
- Internet Layer, bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat.
- Transport Layer, bertanggungjawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer.
- Application Layer, pada layer inilah terletak semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP ini.
Dalam TCP IP, terjadi penyampaian data dari protokol yang berada di 
satu layer ke protokol yang berada di layer yang lain. Setiap protokol 
memperlakukan informasi yang diterimanya dari protokol lain sebagai 
data.
Demikian konsep dasar dan cara kerja Layer TCP IP semoga memberi pemahaman mengenai pengertian TCP IP.
- Jelaskan tentang IP address dan pembagiannya
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di 
internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal 
karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh 
dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan 
identitas yang universal bagi setiap interadce komputer. Jika suatu 
komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua 
ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut
 masing-masing untuk setiap interfacenya.
Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda
 titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP 
address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx Jadi IP address ini mempunyai 
range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan 
biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4
 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang 
lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal 
merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP 
address dalam format biner dan desimal :
- Pembagian Kelas IP Address : 
 
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 
255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke 
seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian 
kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik 
untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID)
 dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu 
network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk 
identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang 
tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian 
dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network 
number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian 
network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP 
address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, 
kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan 
jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun 
jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D
 dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan 
multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak 
Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji 
beberapa bit pertama dari IP Address.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama kelas A adalah 0,dengan panjang net ID 8 bit dan host ID 24 
bit.jadi byte pertama kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada 
kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar
 16 juta host (255x255x255).
- IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang
 sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:
- Dua bit IP address kelas B selalu diset 10,sehingga bit pertamanya 
selalu bernilai antara 127-191. network ID adalah 6 bit pertama, dan 
sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 
192.168.26.161, network ID = 192.168 dan host ID = 26.161. Pada. IP 
address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap 
network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
- IP kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti
 jaringan LAN.Tiga bit pertama kelas C selalu diset 111.network ID 
terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya,sehingga dapat terbentuk 2
 juta network,dengan masing – masing network memiliki 256 host.
  
-
 IP address kelas D dipergunakan untuk keperluan multicasting.4 bit 
pertama kelas D selalu diset 1110.sehingga bit pertmanya berkisar antara
 224-247 sedangkan bit – bit berikutnya diatur sebagai multicast group 
yang menggunakan IP address ini.dalam multicasting tidak dikenal network
 ID dan host ID.
- IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit 
pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya 
berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan 
untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix 
adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan 
panjang networkprefix ini dalam bit.Misal untuk menunjuk satu network 
kelas B 192.168.xxx.xxx digunakan penulisan 192.168/16. Angka 16 ini 
merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.
- Address khusus
Selain address yang digunakan untuk pengenalan host, ada beberapa 
address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan 
untuk pengenalan host. Address tersebut adalah :
Network Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada 
jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 
192.168.9.35. Tanpa memakai subnet (akan diterangkan kemudian), network 
address dari host ini adalah 192.168.0.0. Address ini didapat dengan 
membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya 
adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router 
cukup melihat network address (192.168) untuk menentukan ke router mana 
datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses
 pengantaran surat, petugas penyortir pada kantor pos cukup melihat kota
 tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca selutuh alamat) untuk 
menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima 
informasi yang harus diketahui oleh seluruh network yang ada pada suatu 
network. Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat 
tujuan berupa IP Address
Dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.dengan adanya alamat 
ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, 
sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin
 mengirim datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak 
efisien jika ia harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host 
tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim
 bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena 
itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat 
broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima 
datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama 
harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak 
boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram :
 pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah 
broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Broadcast 
address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1.
 Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2, 
broadcast addressnya adalah 192.168.255.255 (2 segmen terakhir dari IP 
Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara 
decimal terbaca 255,255) Jenis informasi yang dibroadcast biasanya 
adalah informasi routing.
Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang 
digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan 
datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address 
tujuan berupa satu host tertentu.hanya host yang memiliki IP address 
yang sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima 
datagram tersebut,sedangkan host lain akan mengaibaikannnya. Jika 
datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field 
address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan yang 
bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast dan broadcast), 
muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host 
ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group), dengan 
hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode 
broadcast, hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang 
akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. 
Oleh karena itu, dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini, setiap 
group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu multicast 
address. Struktur kelas multicast
address dapat dilihat pada Gambar berikut.

 
Untuk keperluan muticast, sejumlah IP address dialokasikan sebagai 
multicast address jika struktur IP address memiliki bentuk 
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxx (bentuk decimal 224.0.0.0 sampai 
239.255.255.255),maka IP address merupakan multicast address. Alokasi 
ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti kelas A,B 
dan C . Anggotgroup adalah host-host yang ingin bergabung dalam group 
tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, 
namun bisa mencapai seluruh dunia.
Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan muticast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone).
- Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID Berikut adalah 
aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang 
digunakan :
- Network ID tidak boleh sama dengan 127
 
- Network ID secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP
 address yang digunakan suatu computer untuk menunjuk dirinya sendiri.
 
- Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255Network ID atau 
host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan 
alamat yang mewakili seluruh jaringan.
 
- Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
 
- P address dengan host ID 0 diartikan sebagai network.alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.
 
- Host ID harus unik dalam suatu host. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama. 
 
-  
 
- Jelaskan tentang Network Address
 
Sebuah alamat jaringan berfungsi sebagai identifikasi unik untuk 
sebuah komputer di jaringan. Biladiatur dengan benar, komputer dapat 
menentukan alamat dari komputerlain pada jaringan dan menggunakan alamat
 ini untuk mengirim pesan satusama lain.
Salah satu bentuk yang paling dikenal pengalamatan jaringan adalah 
Internet Protocol (IP). alamat IP terdiri dari empat byte (32 bit) yang 
secara unik mengidentifikasi semua komputer di Internet publik.
Bentuk lain populer alamat Media Access Control (MAC). alamatMAC adalah 
enam byte (48 bit) yang produsen adapter jaringan membakarke dalam 
produk mereka untuk secara unik mengidentifikasi mereka.
 
- Jelaskan tentang Netmask dan Prefix, dan Cara Penomoran Berdasarkan Jumlah Komputer dan Variable-length Subnet Mask
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa 
Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk 
membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, 
apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut 
juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang 
digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
- Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
 
- Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
 
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Representasi Subnet Mask
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
- Notasi Desimal Bertitik
 
- Notasi Panjang Prefiks Jaringan
 
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit
 diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil 
nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. 
Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal 
bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas 
alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke 
dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet 
mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya 
adalah:

 

 
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat 
dikustomisasi olehadministrator jaringan, saat melakukan proses 
pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, 
alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang
 telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. 
Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan 
digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke 
dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya 
(255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network
 identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta 
subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan 
menggunakan notasi sebagai berikut:
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam 
sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah 
cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan 
menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah 
network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti 
tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga 
dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang
 didefinisikan di dalam RFC 1519. Formatnya adalah sebagai berikut:
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang 
memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi
 prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan
 network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam 
jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang 
didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 
138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua 
jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network 
identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 
138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 
138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 
138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan 
menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan 
menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi 
logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND 
comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true 
hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika 
salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam 
bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan 
bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang 
diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan 
menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal
 dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Tabel Pembuatan subnet
Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas A.
 Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B.
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C.
Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting),
 yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang 
sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah 
seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP
 dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih 
sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan 
jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam 
segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak 
digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam 
kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan 
yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan 
penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan 
secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran 
bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik 
subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. 
Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet
 mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, 
jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam 
network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama 
lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas 
dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati 
sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet 
mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam 
network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan 
analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan
 berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host 
dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting 
dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya 
telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit
 network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun 
dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan protokol routing baru. 
Protokol-protokol routing yang mendukung variable-length subnetting 
adalah Routing Information Protocol (RIP) versi 2 (RIPv2), Open Shortest
 Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4 (BGPv4). 
Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada 
sebuah router yang hanya mendukung protokol tersebut, maka router 
tersebut tidak dapat melakukan routing terhadap subnet yang dibagi 
dengan menggunakan teknik variable-length subnet mask. 
-  Jelaskan tentang Broadcast Address
Broadcast address adalah alamat ip terakhir dari sebuah network dan 
tidak bisa digunakan sesuai dengan namanya broadcast address, ip ini 
digunakan untuk melakukan broadcasting ke semua host didalam jaringan. 
contoh ip address 192.168.57.0 subnet-mask 255.255.255.0, kemudian 
lakukan ping ke 192.168.57.255 maka host yang hidup dalam network akan 
melakukan reply.  Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan 
sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan 
yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang 
ditujukan dengan alamat network broadcast.
IP Broadcast : Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang 
dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah 
alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 
131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255.
IP Network : Segmen jaringan, dengan kata lain bisa disebut juga 
sebagai pengelompokan suatu jaringan dengan batasan yang dibuat dan 
didefinisikan oleh router. Dalam satu jaringan LAN maka IP Network tentu
 akan sama.
Gateway : sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu 
jaringan komputer dengan satu atau lebih jaringan komputer yang 
menggunakan protokol komunikasi yang berbeda sehingga informasi dari 
satu jaringan computer dapat diberikan kepada jaringan komputer lain  
yang protokolnya berbeda.
IP Address :Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering 
disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit 
yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam 
jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau
 IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan 
alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Subnet Mask : igunakan untuk membedakan Network ID dengan host 
ID.Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP 
membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan 
dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan 
ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask 
yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau 
supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Untuk 
Subnet mask yang di kustomisasi/di set secara manual maka terdapat 
aturan yang disebut dengan subnetting. Apa itu subnetting? pengertian 
singkatnya ialah, menentukan nilai subnet mask sesuai dengan jumlah host
 ID yang kita butuhkan
==================================================================================